mereka-mereka yang udah sempat berkunjung termasuk kamu... n,n

ucapan terima kasih dari MerisaSuryani (AURI) :

terima kasih atas kunjungannya...
lain kali mampir lagi ya... :*

Rabu, 17 Agustus 2011

SKJ (Senam Kesehatan Jasmani)


 07.00 WIB
Sabtu, 25 September  2010
SMPN 21 Terpadu

KRIIING.... KRIIING... KRIIING...
Bel masuk berbunyi dengan keras , semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing. Berbeda dengan kelas lainnya, siswa kelas 9 justru turun dan berkumpul untuk melaksanakan Pengenbangan Diri (PD).
Sekilas info: PD singkatan dari Pengembangan Diri. Bertujuan untuk mengembangkan bakat-bakat yang ada dalam diri siswa, seperti   bakat seni atau olahraga. berbeda dengan ekstrakulikuler yang berada diluar jam sekolah, PD berada dalam jadwal mata pelajaran, yaitu 1 jam mata pelejaran untuk 1 minggu.
Sebelum melakukan PD, siswa diwajibkan untuk melakukan Senam Kesehatan Jasmani terlebih dahulu.
“semua kelas 9 ayo cepat turun. Turun anak-anak, bel sudah berbunyi. Seharusnya kalian tidak usah disuruh-suruh lagi. Tidak perlu diingat-ingatkan. Kalian sudah besar. Sudah kelas 9.”
Begitulah kira-kira omelan dari seorang guru yang tidak usah disebutkan namanya.
“satu... dua... tiga...”
Terdengar suara guru mulai menghitung . Suara ini bukan berasal dari guru yang tadi. Suara ini berasal dari guru lain. Memang, biasanya PD diawasi lebih dari satu guru. Biasanya pengawas merupakan wali kelas.
“hitungan kesepuluh kalian sudah harus ada di depan aula. Yang belum sampai harus jalan jongkok dari dimana kamu berdiri sampai ke depan aula.
“woi, turun woi... turun...”
Terdengar suara seorang siswa meneriaki teman-temannya untuk segera turun. Padahal biasanya gertakan seperti itu tidak ada artinya bagi mereka.
Setalah sampai di depan aula semua siswa justru sibuk sendiri. Ada yang sibuk main sepak bola, ada yang main volly, ada yang sekedar duduk-duduk saja sambil ngerumpi. Padahal mereka semua tahu seharusnya mereka segera berbaris dan mulai senam. Tapi dasar anak manja kalo ngak disuruh baris, ya ngak baris.
GURU NGOMEL mode: ON
“yang lagi main bola, yang lagi duduk-duduk ayo cepat baris. Yang tidak mau, ya sudah. Ikuti saja hati nuranimu, jangan dengarkan guru. Kalian sudah besar. kalian sudah kelas 9. Guru itu tidak ada apa-apanya.“
Karena takut keadaan akan bertambah parah, dengan terpaksa siswa kelas 9 segera berbaris.  
“ayo nak, tunjukkan keberanianmu, ikuti hati nuranimu, jangan dengarkan guru. Kalian itu sombong! Baru kelas 9 udah sombong! Asal kalian tahu nak, kami para guru juga pernah menjadi siswa kelas 9, pernah jadi siswi kelas 9. Jangan sombong anak-anak. (bla... bla... bla...)”
Setelah guru puas mengomel, “musRik...” radio tape pun dinyalakan.
Tet...tereret... tereret... tum, tum, tum,
Tet... tereret... tereret... tum, tum, tum,
Satu... dua... tiga... empat...                    
Lima... enam... tujuh... delapan...
Dua... dua... tiga... empat...                   
Lima... enam... tujuh... delapan...
Begitu kira-kira suara kaset yang terdengar. Semangat sekali.
Tapi apa yang terjadi? Hampir semua siswa yang berbaris di depan aula tidak melakukan gerakan dengan benar. Bahkan tidak sedikit yang tidak melakukan gerakan apapun. Hanya sekedar berdiri dan diam saja. Padahal mereka semua tahu bahwa gerakan yang mereka lakukan sama sekali tidak bermanfaat. Loh kok masih dilakukan? Jawabannya malas, malas mau senam, malas panas-panasan, malas berkeringat, ngak semangat, ngak ada niat, ngak keren, ngak gaul, norak rasanya kalau senam ramai-ramai dilapangan, kaya tante-tante aerobic, kaya anak SD. Padahalkan bermanfaat.
Lalu bagaimana caranya bikin mereka semangat? Bikin senam jadi keren, gaul, n’ ngak jijay?
Ayo kirimkan komentar anda n bertukar fikiran dengan saya.
n_n 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar