mereka-mereka yang udah sempat berkunjung termasuk kamu... n,n

ucapan terima kasih dari MerisaSuryani (AURI) :

terima kasih atas kunjungannya...
lain kali mampir lagi ya... :*

Minggu, 01 Januari 2012

liburan semester ini


03.56 pm
Aku duduk di bangku bus sembari memasang headset di telinga ku. Sesekali aku melihat ke luar jendela, kemudian sibuk lagi dengan hp ku. Beberapa sms dari mama ku. Kelihatannya ia agak khawatir melepas ku pergi liburan sendirian ke tempat yang jauh dan lumayan asing juga. Tapi ini pilihan ku, mama tidak dapat berbuat banyak kecuali mengirim sms memastikan aku akan baik-baik saja.

ia ma, auri udah di bus. Bentar lagi jalan.
Oh iya, hati-hati.
Bus mulai bergerak, aku agak kaget saat bus tiba-tiba berjalan karena sedari tadi aku memang tidak peka dengan lingkungan sekitar ku.
Aku menghela napas
Sudah lama aku tidak naik bus. Aku sendiri lupa kapan terakhir aku naik kendaraan semacam ini. Mudah-mudahan aku tidak mabuk di jalan. u,u
Sepanjang perjalanan aku merasa sepi. Yah, aku memang pergi sendirian. Tapi bus ini juga tidak penuh akan penumpang. Kembali aku melirik jendela. Terlihat pemandangan-pemandangan di luar jendela. Ruko-ruko. Rumah makan. Masjid. Jalanan tidak sepi, tapi juga sama sekali tidak padat. Bus melaju dengan kencang. Aku menutup jendela bus karena takut masuk angin. Agak sedikit keras, sekuat tenaga aku mendorongnya. Huf, akhirnya tertutup.
Bosan. tidak ada suara-suara gosip. Tidak ada tawa dan lelucon. Bosan. buku-buku yang aku bawa untuk menemani perjalanan sama sekali tak berguna. Tak menarik untuk di baca. Bukan, bukan karena ceritanya, tapi moodnya yang gak ada.
Aku mulai memejamkan mata. Masih ditemani lagu-lagu yang terus terdengar dari headset. Tidak ada sms maupun telepon. Tidak ada kecemasan yang mengganggu.

08.18
Bus berhenti di terminal. Di ujung jalan sana ada motel. Di tempat itulah aku akan menghabiskan beberapa hari libur ku. Jauh dari teman. Jauh dari keluarga. Jauh dari kebisingan dan penat. Di sinilah aku akan mendapat semangat baru. Aku harap.
Aku berjalan kaki menuju motel itu. Dengan susah payah aku menyeret koper ku. Bukan, bukan kopernya yang berat, koper itu ada rodanya tentu mudah untuk membawanya. Yang jadi masalah adalah aku duduk di bus selama 4 jam. lalu harus berdiri. Berjalan. Sambil membawa koper dan tas bincing. Huf…
Sampai. Sekarang aku sudah di motel. Aku memesan sebuah kamar. Bukan sebuah kamar yang mahal, tapi tidak murahan juga tentunya. Aku mengambil kunci dan menuju kamar.
Aku membuka pintu. Menghidupkan lampu. Dan meletakkan koper dan tas.
 “Uuuhhhh, capek”.
Aku menggoyang-goyangkan badan ku. Terdengar tulang-tulang sendi ku berbunyi.
“Ah, enak e…”. aku tersenyum riang.
Aku segera mengambil handuk lalu mandi. Aku melirik koper, ah laptop. Pengen update. Uh, capek. Aku mengambil laptop ku lalu menyimpannya di laci. Aku sudak terlalu capek, aku harus istirahat.

05.00
Terdengar suara kasak-kusuk di bawah. Mungkin pekerja motel sedang bersih-bersih. Aku segera membuka mata ku dan bangun. Aku menuju kamar kecil. Setelah selesai cuci muka dan gosok gigi aku membuka gorden. Aku melirik ke segala penjuru alam di luar sana. Tampak ada jalan besar. Bukan, bukan jalan yang besar. Tepatnya ini adalah jalan raya yang ada di tempat ini.
Aku kembali ke tempat tidur mencari-cari hp ku. Ah, di bawah bantal. Aku segera menyalakan mp3. Lalu mandi.
 Setelah selesai dengan semua itu aku siap turun untuk sarapan.
Di motel ini ada kantinnya. Dengan T-shirt dan celana pendek aku pergi ke kantin lalu sarapan. Kemudian naik lagi ke kamar dan membaca buku-buku yang sudah ku bawa sambil ngemil cemilan yang aku beli di kantin tadi. Sesekali ku hentikan bacaan ku ketika adzan terdengar.
Selesai sholat azar aku turun ke bawah. Kali ini ku putuskan untuk jalan-jalan sebentar. Aku menuju pintu luar motel. Di sebrang sana terlihat lapangan luas, mungkin lapangan bola, entahlah, aku tidak begitu yakin. Terlihar orang-orang yang bermain kelayang, tidak hanya anak kecil, orang dewasa justru mendominasi di lapangan tersebut. Aku melihat ke arah langit, melihat layang-layang yang mereka terbangkan. Kemudian tersenyum sembari menghela napas.
Aku melihat ke arah kiri. Ada seorang anak yang duduk juga sedang melihat layang-layang. Tak lama kemudian ia menoleh ke arah ku. Aku tersenyum padanya. Ia juga.
 “sewa sepeda kak?”
aku mengangguk pelan. “berapa?”
“5 ribu per hari”
Curang, aku kan ngak bakalan memakai sepeda ini seharian. u,u
Aku mengeluarkan lembaran 5 ribu dari dompet ku. Lalu mengambil sebuah sepeda yang siap mengantar ku jalan-jalan.
“Di sana ada pantai” anak itu menunjuk ke arah kiri
Aku mengangguk pelan sembari tersenyum. Lalu mengengkol sepeda menuju pantai.
Benar, di sebelah kiri jalan memang terlihat pantai. Angin sepoy-sepoy meniup-niup rambut ku. Dingin. Aku terus jalan. Dimana, dimana jalan masuknya? Bagaimana caranya aku sampai di tepi pantai?
Tak lama kemudian aku melihat semacam gang kecil, di atasnya ada tulisan “WELCOME”. Ah, ini dia jalan masuknya.
Tidak ada tempat karcis, tidak ada tukang jaga, tidak ada siapapun di sini. Hanya angin sepoy-sepoy yang sedari tadi menyambut kedatangan ku.
aku mengengkol pedal sepeda dengan riang. Aku memarkir kepeda ku. Lalu berjalan melewati pasir-pasir putih menuju air laut dengan gelomang-gelombang indahnya.
Tapi kemudian aku memutar arah. Di sebelah sana tampak sebuah tempat yang aneh. Tempat itu lebih hijau. Lebih banyak pohon. Tempatnya juga menanjak. Seperti bukit. Yah, sepertinya memang bukit.
Aku berjalan menuju bukit aneh itu. Aku melihat ke bawah. Wah, indah sekali. Di bawah sana terdapat danau. Airnya jernih sekali. Sepertinya tidak terlalu dalam. Aku menuruni bukit itu perlahan. Aku membuka jaket dan sandal ku. Lalu berlari ke arah danau. Dan byuuur… aku menceburkan diri ku ke danau itu. Menenggelamkan seluruh tubuh dari ujung kuku sampai ujung rambut. Ternyata danaunya cukup dalam, dan yang tadi itu hanya fatamorgana rupanya.
Aku terus berputar-putar dalam air. Seolah aku sedang menari. Seolah aku sedang terbang. Sesekali aku membalikkan badan ku seolah aku berbaring di atas air. Aku masih saja sibuk berenang. Melihat dasar danau dengan mata telanjang. Terlihat batu-batu indah di bawah sana. Aku muncul kepermukaan untuk menarik napas. Aku melihat sebuah lubang di sudut bukit seberang sana. Awalnya aku penasaran, namun urung niat ku menghampirinya karena takut. Aku segera beranjak. Mengambil jaket dan memasang sandal. Lalu menuju sepeda.
Lagi, aku meneruskan perjalanan ku di jalan raya. Kali ini aku mendorong sepeda ku karena jalannya menanjak, aku yakin aku tidak sanggup untuk mengengkol di tanjakan ini. Saat hampir di puncak aku melihat sepasang kekasih sedang berpacaran. Tak ingin menggaggu, ku hentikan langkah ku. Aku melihat ke arah kiri jalan. Masih pemandangan pantai. Hanya saja kali ini lebih indah karena aku berada di ketinggian.
Perut ku mulai terasa lapar. Ku putuskan untuk kembali ke motel. Saat mengembalikan sepeda dan memasuki motel tampak beberapa orang melirik ke arah ku. Mungkin karena celana ku tampak basah. Aku segera menuju kamar dan mandi. Melahap cemilan yang masih tersisa di kamar lalu menyalakan tv. Tak ada acara yang menarik. Kuputuskan untuk tidur.
Keesokan paginya
Terdengar suara adzan. Tiba-tiba aku ingin sekali pipis. Aku berjalan membuka pintu kamar menuju toilet dengan menutup mata. Menyalakan lampu, membuka celana, duduk, lalu pipis. Masih dengan menutup mata. Tiba-tiba aku bingung. Tunggu, tunggu dulu. Bagaimana bisa aku hapal tempat ini. Toilet berada di luar kamar??? Aku segera membuka mata ku. Apa, toilet rumah? Aku masuh di rumah???
Hah, ternyata yang tadi itu cuma mimpi. Aku menghabiskan liburan semester kali ini hanya di rumah. kasian, kasian. u,u