Tiara, seorang gadis kecil yang beberapa bulan lalu resmi
menjadi seorang murid SMA favorit di kotanya. Awalnya hari-hari Tiara biasa
saja. Yah, namanya juga siswa baru. Pasti masih perlu beradaptasi dengan wajah-wajah dan karakter-karakter
baru.
Sebagian besar tak ada yang menarik di sekolah, dan beberapa
hal lainnya cukup membuat Tiara shock dan depresi. Ini karena nilai-nilai Tiara
yang SPEKTAKULER. Spektakuler di sini bukanlah sesuatu yang positif. Justru
sebaliknya, predikat juara 1 di kelas selama 6 tahun berturut-turut (SD) dan 3
besar d kelas selama 3 tahun (SMP) sama sekali tidak cukup untuk memenuhi KKM
yang berlaku di SMA-nya.
Nilai sosiologi, ulangan harian 1 : 46
Nilai matematika, ulangan harian 1 : 55
Nilai PKn, ulangan harian 1 :
67
Nilai Bahasa Inggris, ulangan harian 1 :
70
Hah, benar-benar bikin mumet. . . jadi males mau
ngebahasnya…
Btw, ngapain juga aku ngebahas nilai-nilainya Tiara??? Aku
kan mau cerita tentang “seseorang tanpa nama”… *bingung sendiri
Oke, to the point… (maaf ya, nyasar dikit… n,n)
*pulang sekolah, di parkiran
Seperti biasa setiap pulang sekolah anak-anak harus ngantri
supaya bisa keluar. Begitu juga dengan Tiara, waktu itu dia markir motornya
agak di belakang, jadi mau ngak mau dia harus nunggu yang depan keluar, baru
dia bisa jalan… (sumpah, parkirannya sesek banget… beneran deh, kalo ngak
percaya coba liad aja sendiri…)
Tiara duduk di atas motornya, sambil memantau situasi,
apakah dia sudah bisa keluar atau belum… tiba-tiba… seseorang di sebelahnya
menegur, (berhubung aku ngak tau siapa namanya, kita bilang aja anonimus. Oke?)
Anonimus :
dek, abang ini salam. *sambil menunjuk temannya
Teman anonimus :
weeeh, enak jak… ndak ade dek, ndak ade… (kenapa Tiara dipanggil adek? Itu
karena anonimus adalah kakak kelas tiara)
Tiara :
*hanya tersenyum tanpa tahu harus berbuat apa…
Setelah situasi agak lenggang, akhirnya Tiara dan anonimus
bisa keluar. Eiiit, ternyata rumah mereka searah.
(dalam fase ini masih belum ada reaksi apapun. Dalam artian,
rasa suka belum muncul)
Setelah itu, beberapa kali Tiara sempat melihat kak anonimus
di jalan. Baik saat pergi sekolah, maupun saat pulang sekolah.
*Saat pulang sekolah, lampu merah bundaran untan.
Paaaanaasss banget…
Tiara berharap lampu merah segera berganti hijau. Beberapa
detik kemudia, lampu hijau menyala. Tiba-tiba dari sisi sebelah kanan kak
anonimus menyalit melewati Tiara. “eh, itu kan kakak yang waktu itu… aaahhh,
coba tadi pas lampu merah dia di samping aku… u,u” batin Tiara.
Sepanjang jalan Tiara berusaha agar jaraknya dengan kak
anonimus tetap dekat… (dasar cewek centil ! -,-)
Nah, pada fase inilah Tiara mulai geregetan (apa yang
dimaksud dengan geregetan? Jawabannya, dengarkan lagu Geregetan by Sherina
Munaf). Perlu diketahuai Tiara sama sekali ngak tahu apa-apa tentang kak
anonimus. Namanya, rumahnya, kelas berapa, jurusan apa, anak siapa, berapa
bersaudara, berapa tabungannya, apa-apa aja warisan dari keluarganya. Tiara
benar-benar ngak tahu. Yang Tiara tahu, kak anonimus itu kakak kelasnya (ya iya
lah, yang itu juga aku tahu). Dan satu hal yang paling penting (bagi Tiara) kak
anonimus itu CAKEP.
Setelah itu, Tiara selalu berharap bisa melihat wajah kak
anonimus yang sekarang dianggap cakep oleh Tiara. Tiara berharap bisa bertemu
saat pergi sekolah, saat di sekolah, saat di parkiran, saat pulang sekolah.
(ngape ndak rumah u jak dipindahkan dekat rumah die Ra? Biar bise mandang
sampai sore, sampai malam??? Luar biase… -,-)
Pernah hari itu (aku lupa kapan. Pokoknye hari itulah die…)
Tiara ngak ngeliat muka kak anonimus. Dia Cuma liat kak anonimus udah di depan
pagar, terus pulang. Cuma itu, ngak sempat liat mukanya. Saking kesal ngak liat
muka kak anonimus Tiara sampe’ send all ke teman-temannya.
[emg susah y kalo ndk jodoh. Biar d pakse kn ky gmn pn tetap
ndk ketemu !!! >,<]
Keesokan paginya tiara sengaja pergi awal berharap bisa
bertemu kak anonimus, sayangnya ngak ketemu… *nyesek ! (hahaha, sabar ya Tiara
:D)
Tapi, pas pulang sekolah Tiara sempat liat muka cakepnya kak
anonimus.*Alhamdulillah. Tapi sayangnya tetap ngak bisa bareng. *hah, nyesek
lagi… :D
Besok-besoknya tiara selalu bertatap muka dengan kak
anonimus. Tapi tiara ngak berani nengur, kenapa ya??? Hahaha, ya jelas takut
salting-lah… :D
Waktu Tiara latihan Drum Band di sekolah, kak anonimus juga
datang. (aku ngak tau lo ya, kak anonimus ngapain di sana. Padahal kak anonimus
bukan anggota DB. Jangan-jangan… kak anonimus… lagi nungguin pacarnya yang juga
anggota DB??? *bikin Tiara panik. Hah ! :D)
Setelah itu Tiara sengaja pergi lebih awal karena ngak
sempat sarapan di rumah. Setelah memarkir motor, Tiara langsung ke kantin. Saat
duduk-duduk sendirian di kantin nugguin pesanannya datang Tiara menoleh ke
parkiran. Eeeehhh, ada si cakep kak anonimus… deg-deg-deg. Tiara memalingkan
muka perlahan, menenangkan suasana hatinya yang euphoria. Aaaa, ternyata kak
anonimus singgah ke kantin, untuk beli permen. Saat melewati Tiara, kak
anonimus sempat melirik, tapi cuma sekejap,kemudian berlalu. Tiara berharap
bisa menemukan nama kak anonimus di bajunya, tapi sayangnya tak terbaca… (dasar
tiara o’on… kemane mate u t??? liat betul-betul lah… >,<)
Sampai akhirnya pada suatu hari Tiara tahu siapa nama kakak
cakep itu. Yup, dengan agak dipaksakan akhirnya Tiara menemukan akun FB kakak
itu. Lalu dengan cara yang sangat cerdas Tiara juga tahu kelas kakak itu. (aku
ngak bakal kasih tahu nama kakak itu ke kalian. :p)
Akhirnya diam-diam tiara bisa menguntit kakak itu. Membaca
status kakak itu (meski Tiara sendiri tidak nge-add kak anonimus), memerhatikan
kak anonimus dari selasar kelas, parkiran, koperasi, kantin, pokoknya setiap
hari harus ngeliat muka kak anonimus.
Tapi sayang seribu sayang, makin lama kak anonimus makin
jauh. Mungkin karena Tiara terlalu jual mahal dengan ngak mau senyum, nyapa,
atau buang muka kalo ada kak anonimus. Atau mungkin kak anonimus sendiri udah
punya gebeta? Gak tau juga deh ya.
Yang jelas kak anonimus kini makin jauh dari jangkawan. Ia
seolah terbang tinggi ke angkasa. Tiara yang masih berpijak di bumi hanya bisa
melihatnya yang makin kecil, kecil, kemudiam tak tampak lagi. . . akhirnya
tiara sadar, mungkin memang sampai disinilah perasaannya bermuara. Di lautan
lepas dengan ombak yang tinggi, yang kemudian tanpa perasaan menghantamkan
semua angan tentang kak anonimus ke batu karang besar lalu hancur. Tega,
benar-benar tega… kak anonimus yang tadi terbang tinggi kini sudah mencapai
ketinggian maksimum, kecepatannya mencapai angka nol, ia tak kuasa menahan
tarikan gravitasi bumi. Akhirnya kak anonimus pun terjatuh ke laut. Anehnya ia
tak muncul lagi ke permukaan. Mungkin ia jatuh di segutiga Bermuda sehingga
gaya hidrolik statis tidak berlaku. Kasian, kasian, kasian…
Aku ngak tau barusan ngomong apa. Yang jelas Tiara kini
tidak lagi mendamba kak anonimus.
Semakin hari, yang terlihat adalah kak anonimus yang tebar
pesona. Dan semakin hari pula, kak anonimus semakin minus di mata Tiara. Entah
sebenarnya Tiara cemburu karena kak anonimus tidak tebar pesona kepadanya, atau
memang Tiara benar-benar sudah tidak suka dengan tingkah polah kak anonimus
yang sebenarnya itu.
Yang jelas kini tiada lagi yang namanya kak anonimus,
semuanya sudah berakhir bagi Tiara. Ia sudah siap melanjutkan hidupnya,
membuang jauh kenangan dan angan tentang dag-dig-dug dengan kak anonimus. Ia
benar-benar siap soal itu.
“kini saatnya cuci mata lagi, berkelana mencari cowok-cowok
cakep”, Tiara. :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar