mereka-mereka yang udah sempat berkunjung termasuk kamu... n,n

ucapan terima kasih dari MerisaSuryani (AURI) :

terima kasih atas kunjungannya...
lain kali mampir lagi ya... :*

Sabtu, 24 September 2011

anonimus

Tiara, seorang gadis kecil yang beberapa bulan lalu resmi menjadi seorang murid SMA favorit di kotanya. Awalnya hari-hari Tiara biasa saja. Yah, namanya juga siswa baru. Pasti masih perlu beradaptasi  dengan wajah-wajah dan karakter-karakter baru.
Sebagian besar tak ada yang menarik di sekolah, dan beberapa hal lainnya cukup membuat Tiara shock dan depresi. Ini karena nilai-nilai Tiara yang SPEKTAKULER. Spektakuler di sini bukanlah sesuatu yang positif. Justru sebaliknya, predikat juara 1 di kelas selama 6 tahun berturut-turut (SD) dan 3 besar d kelas selama 3 tahun (SMP) sama sekali tidak cukup untuk memenuhi KKM yang berlaku di SMA-nya.
Nilai sosiologi, ulangan harian 1                  : 46
Nilai matematika, ulangan harian 1              : 55
Nilai PKn, ulangan harian 1                         : 67
Nilai Bahasa Inggris, ulangan harian  1         : 70
Hah, benar-benar bikin mumet. . . jadi males mau ngebahasnya…

Btw, ngapain juga aku ngebahas nilai-nilainya Tiara??? Aku kan mau cerita tentang “seseorang tanpa nama”… *bingung sendiri
Oke, to the point… (maaf ya, nyasar dikit… n,n)
*pulang sekolah, di parkiran
Seperti biasa setiap pulang sekolah anak-anak harus ngantri supaya bisa keluar. Begitu juga dengan Tiara, waktu itu dia markir motornya agak di belakang, jadi mau ngak mau dia harus nunggu yang depan keluar, baru dia bisa jalan… (sumpah, parkirannya sesek banget… beneran deh, kalo ngak percaya coba liad aja sendiri…)
Tiara duduk di atas motornya, sambil memantau situasi, apakah dia sudah bisa keluar atau belum… tiba-tiba… seseorang di sebelahnya menegur, (berhubung aku ngak tau siapa namanya, kita bilang aja anonimus. Oke?)
Anonimus                           : dek, abang ini salam. *sambil menunjuk temannya
Teman anonimus               : weeeh, enak jak… ndak ade dek, ndak ade… (kenapa Tiara dipanggil adek? Itu karena anonimus adalah kakak kelas tiara)
Tiara                                   : *hanya tersenyum tanpa tahu harus berbuat apa…
Setelah situasi agak lenggang, akhirnya Tiara dan anonimus bisa keluar. Eiiit, ternyata rumah mereka searah.
(dalam fase ini masih belum ada reaksi apapun. Dalam artian, rasa suka belum muncul)
Setelah itu, beberapa kali Tiara sempat melihat kak anonimus di jalan. Baik saat pergi sekolah, maupun saat pulang sekolah.
*Saat pulang sekolah, lampu merah bundaran untan. Paaaanaasss banget…
Tiara berharap lampu merah segera berganti hijau. Beberapa detik kemudia, lampu hijau menyala. Tiba-tiba dari sisi sebelah kanan kak anonimus menyalit melewati Tiara. “eh, itu kan kakak yang waktu itu… aaahhh, coba tadi pas lampu merah dia di samping aku… u,u” batin Tiara.
Sepanjang jalan Tiara berusaha agar jaraknya dengan kak anonimus tetap dekat… (dasar cewek centil ! -,-)
Nah, pada fase inilah Tiara mulai geregetan (apa yang dimaksud dengan geregetan? Jawabannya, dengarkan lagu Geregetan by Sherina Munaf). Perlu diketahuai Tiara sama sekali ngak tahu apa-apa tentang kak anonimus. Namanya, rumahnya, kelas berapa, jurusan apa, anak siapa, berapa bersaudara, berapa tabungannya, apa-apa aja warisan dari keluarganya. Tiara benar-benar ngak tahu. Yang Tiara tahu, kak anonimus itu kakak kelasnya (ya iya lah, yang itu juga aku tahu). Dan satu hal yang paling penting (bagi Tiara) kak anonimus itu CAKEP.
Setelah itu, Tiara selalu berharap bisa melihat wajah kak anonimus yang sekarang dianggap cakep oleh Tiara. Tiara berharap bisa bertemu saat pergi sekolah, saat di sekolah, saat di parkiran, saat pulang sekolah. (ngape ndak rumah u jak dipindahkan dekat rumah die Ra? Biar bise mandang sampai sore, sampai malam??? Luar biase… -,-)
Pernah hari itu (aku lupa kapan. Pokoknye hari itulah die…) Tiara ngak ngeliat muka kak anonimus. Dia Cuma liat kak anonimus udah di depan pagar, terus pulang. Cuma itu, ngak sempat liat mukanya. Saking kesal ngak liat muka kak anonimus Tiara sampe’ send all ke teman-temannya.
[emg susah y kalo ndk jodoh. Biar d pakse kn ky gmn pn tetap ndk ketemu !!! >,<]
Keesokan paginya tiara sengaja pergi awal berharap bisa bertemu kak anonimus, sayangnya ngak ketemu… *nyesek ! (hahaha, sabar ya Tiara :D)
Tapi, pas pulang sekolah Tiara sempat liat muka cakepnya kak anonimus.*Alhamdulillah. Tapi sayangnya tetap ngak bisa bareng. *hah, nyesek lagi… :D
Besok-besoknya tiara selalu bertatap muka dengan kak anonimus. Tapi tiara ngak berani nengur, kenapa ya??? Hahaha, ya jelas takut salting-lah… :D
Waktu Tiara latihan Drum Band di sekolah, kak anonimus juga datang. (aku ngak tau lo ya, kak anonimus ngapain di sana. Padahal kak anonimus bukan anggota DB. Jangan-jangan… kak anonimus… lagi nungguin pacarnya yang juga anggota DB??? *bikin Tiara panik. Hah ! :D)
Setelah itu Tiara sengaja pergi lebih awal karena ngak sempat sarapan di rumah. Setelah memarkir motor, Tiara langsung ke kantin. Saat duduk-duduk sendirian di kantin nugguin pesanannya datang Tiara menoleh ke parkiran. Eeeehhh, ada si cakep kak anonimus… deg-deg-deg. Tiara memalingkan muka perlahan, menenangkan suasana hatinya yang euphoria. Aaaa, ternyata kak anonimus singgah ke kantin, untuk beli permen. Saat melewati Tiara, kak anonimus sempat melirik, tapi cuma sekejap,kemudian berlalu. Tiara berharap bisa menemukan nama kak anonimus di bajunya, tapi sayangnya tak terbaca… (dasar tiara o’on… kemane mate u t??? liat betul-betul lah… >,<)


Sampai akhirnya pada suatu hari Tiara tahu siapa nama kakak cakep itu. Yup, dengan agak dipaksakan akhirnya Tiara menemukan akun FB kakak itu. Lalu dengan cara yang sangat cerdas Tiara juga tahu kelas kakak itu. (aku ngak bakal kasih tahu nama kakak itu ke kalian. :p)
Akhirnya diam-diam tiara bisa menguntit kakak itu. Membaca status kakak itu (meski Tiara sendiri tidak nge-add kak anonimus), memerhatikan kak anonimus dari selasar kelas, parkiran, koperasi, kantin, pokoknya setiap hari harus ngeliat muka kak anonimus.
Tapi sayang seribu sayang, makin lama kak anonimus makin jauh. Mungkin karena Tiara terlalu jual mahal dengan ngak mau senyum, nyapa, atau buang muka kalo ada kak anonimus. Atau mungkin kak anonimus sendiri udah punya gebeta? Gak tau juga deh ya.
Yang jelas kak anonimus kini makin jauh dari jangkawan. Ia seolah terbang tinggi ke angkasa. Tiara yang masih berpijak di bumi hanya bisa melihatnya yang makin kecil, kecil, kemudiam tak tampak lagi. . . akhirnya tiara sadar, mungkin memang sampai disinilah perasaannya bermuara. Di lautan lepas dengan ombak yang tinggi, yang kemudian tanpa perasaan menghantamkan semua angan tentang kak anonimus ke batu karang besar lalu hancur. Tega, benar-benar tega… kak anonimus yang tadi terbang tinggi kini sudah mencapai ketinggian maksimum, kecepatannya mencapai angka nol, ia tak kuasa menahan tarikan gravitasi bumi. Akhirnya kak anonimus pun terjatuh ke laut. Anehnya ia tak muncul lagi ke permukaan. Mungkin ia jatuh di segutiga Bermuda sehingga gaya hidrolik statis tidak berlaku. Kasian, kasian, kasian…
Aku ngak tau barusan ngomong apa. Yang jelas Tiara kini tidak lagi mendamba kak anonimus.
Semakin hari, yang terlihat adalah kak anonimus yang tebar pesona. Dan semakin hari pula, kak anonimus semakin minus di mata Tiara. Entah sebenarnya Tiara cemburu karena kak anonimus tidak tebar pesona kepadanya, atau memang Tiara benar-benar sudah tidak suka dengan tingkah polah kak anonimus yang sebenarnya itu.
Yang jelas kini tiada lagi yang namanya kak anonimus, semuanya sudah berakhir bagi Tiara. Ia sudah siap melanjutkan hidupnya, membuang jauh kenangan dan angan tentang dag-dig-dug dengan kak anonimus. Ia benar-benar siap soal itu.
“kini saatnya cuci mata lagi, berkelana mencari cowok-cowok cakep”, Tiara. :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar